JUARA 2 SAMPAH PLASTIK INTERNASIONAL


Sebuah laporan yang baru-baru ini diterbitkan oleh Jurnal Science baru-baru ini, menyebutkan bahwa Indonesia Indonesia menempati urutan nomor 2 dalam daftar 20 negara yang paling banyak membuang sampah plastik di laut. Urutan teratas ditempati China yang membuang hingga 3,5 juta ton sampah plastik ke laut setiap tahunnya. Jutaan ton sampah  dihasilkan oleh penduduk Indonesia setiap tahun. Tren  sejak tahun 70an hingga sekarang tidak menunjukkan penurunan, bahkan kenaikan yang signifikan, karena  memang sangat berkaitan erat dalam kehidupan sehari-hari kita. Boleh dibilang penggunaan  kongruen dengan dengan tren pertumbuhan populasi dan dan tingkat pembangunan.
Image result for sampah
Berita atau laporan negatif tentang Indonesia seperti ini adalah bukan yang pertama dan mungkin saja bukan yang terakhir, sebuah laporan yang diterbitkan oleh UNICEF pada tahun 2011, sebuah badan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk perlindungan anak melansir hasil survei yang menemukan Indonesia bersama India dan China adalah juara-juara dunia untuk buang air besar (BAB) di tempat terbuka. Indonesia juga bersama China berada di posisi dua dunia untuk BAB di alam terbuka. Nomor satu adalah India. UNICEF mencatat 58 persen dari populasi dunia yang BAB di alam terbuka berada di India. Kemudian China dan Indonesia masing-masing memiliki 5 persen dari populasi yang BAB di alam terbuka atau setara dengan 26% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 50an juta jiwa. Bahkan dalam laporan Human Development Index dan berbagai penelitian tentang kualitas pendidikan nasional juga menunjukkan peringkat yang cukup memalukan di dunia internasional.
Sebenarnya tanpa menunggu hasil penelitian dari Journal science, UNICEF atau lembaga lain dapat dilihat dengan mudah maslaah sanitasi, kebersihan, dan sampah masih merupakan masalah yang snagat jelas terlihat di depan mata dan belum ada tindakan nyata dengan hasil yang signifikan atau terlihat jelas pengaruhnya.
Banyak faktor yang menyebabkan semakin meningkatnya jumlah sampah .  Faktor pertama adalah faktor diri atau personal. Penduduk Indonesia secara umum memiliki kesadaran yang rendah terhadap kebersihan, sehingga terbiasa membuang sampah sembarangan, seperti tempat umum, jalan, hingga sungai dan selokan. Sehingga sungai dan selokanpun sudah menjadi salah satu tempat sampah bersama dan sering memicu banjir di musim penghujan.
Faktor yang kedua adalah faktor ekonomi. Membungkus dengan  adalah sangat murah dan efisien, sehingga banyak toko, warung, pabrik, dan supermarket menggunakan  untuk membungkus barang. Dengan demikian, semakin banyak konsumsi atau produksi, maka semakin semakin banyak pula sampah  yang dihasilkan. Masyarakat belum menyadari bahwa murahnya  tidak sepadan dengan efeknya terhadap lingkungan.
Faktor yang ketiga adalah pemerintah. Pemerintah kita belum sanggup menyediakan sarana dan fasilitas yang memadai untuk menanggulangi sampah, seperti tempat-tempat sampah di area publik, transportasi untuk sampah, hingga tempat penampungan akhir yang memadai. Sampah-sampah yang ada hanya dipindahkan saja dari tempat umum, pemukiman, dan pasar untuk ditumpuk di TPA, padahal sampah tidak bias membusuk dan terurai. Sebagai contoh, Kondisi TPA Putri Cempo yang sudah overload membuat Pemkot Solo harus memutar otak untuk mengatasi permasalahan ini. Solusi yang pernah diajukan diantaranya adalah dengan mengajukan perluasan TPA agar dapat memuat semakin banyak sampah. Solusi lain yang saat ini gencar disuarakan oleh Pemkot adalah dengan menarik mitra untuk mengelola sampah yang ada di Putri Cempo. Tapai semua usulan atau ide tersebut masih belum diterapkan.
Untuk mengatasi masalah plastik, tentunya bukan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga masyarakat umum dan semua pihak. Jika pemerintah hanya berusaha untuk menampung sampah dan menjadikan gunungan-gunungan sampah yang tidak ramah lingkungan, maka sudah seharusnya jika masyarakat umumpun mulai membantu mengurai permasalahn sampah ini. Slogan “buanglah sampah pada tempatnya” sepertinya sudah tidaki menyelesaikan permasalah tentang sampah karena hanya memindahkan satu sampah ke tempat lain, tanpa memberi solusi konkret dan menyeluruh serta jangka panjang.
Ada beberapa kegiatan atau langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat, yaitu 4R, pertama yaitu dengan membantu mengurangi volume sampah atau reduce, kedua, reuse menggunakan barang-barang bekas, dan terakhir, recycle, yaitu mendaur ulang sampah.
Reduce, mengurangi sampah adalah langkah mudah untuk mengurangi volume sampah, terutama sampah  dan bisa dilakukan oleh semua orang, bahkan anak kecil sekalipun. Mengurangi sampah dapat dilakukan mulai dari kegiatan kecil, seperti mengurangi jumlah  untuk membungkus barang belanjaan, membawa kantong sendiri ketika berbelanja, membawa wadah sendiri ketika membeli makanan, dan produk yang dibungkus dengan bungkus non-plastik.
Reuse, menggunakan kembali sampah  yang ada. Memang tidak semua orang bisa melakukan langkah kreatif menggunakan kembali sampah dan memgubahnya menjadi wujud benda lain dna tidak semua sampah jugabisa digunakan kembali. Akan tetapi langkah ini memang perlu dilakukan selain untuk kreatifitas juga untuk mengurangi volume sampah yang akan dibuang. Bahkan dari proses reuse sering bisa menjadi sarana kreatifitas produktif nyang menghasilkan penghasilan tambahan.
Selanjutnya adalah recycle atau daur ulang. Daur ulang plastk dan kertas memang sudah banyak diaplikasikan oleh masyarakat dalam bentuk unit usaha dan pemulung sebagai ujung tombaknya. akan tetapi tidak semua sampah bisa didaurulang, dan tidak semua tempat ada unit daur ulang sampah meksipun daurulang adalah kegiatan yang produktif.
Dan terakhir adalah Replace atau Mengganti. Mengganti disini maksudnya adalah mengganti barang yang kita gunakan dengan yang lebih ramah lingkungan, misalnya mengganti penggunaan kantong plastik biasa dengan plastik biodegradable,  karena plastik jenis ini lebih eco-friendlykarena mudah diuraikan dan mengganti botol minum dengan botol yang dapat digunakan berulang kali, atau botol dari bahan almuminium.
Dari keempat  langkah di atas, tidak ada langkah yang patut dianggap sebagai langkah terbaik atau terburuk. Akan tetapi ketiga langkah di atas harus dikombinaiskan dan diterapkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dan penyuluhan, pelatihan, dan pendidikan tentang sampah sudah saatnya diterapkan dan dikenalkan kepada masyarakat luas, terutama masyarakat pendidikan, agar kesadadaran dan pemahaman tentah sampah terus tumbuh dan berkembang.
Sudah saatnya masyarakat , dunia usaha, dan pemerintah sadar dengan mawas fakta dan relaita sampah  dengan menggalakkan reduce, reuse, recycle, dan replace sehingga jumlah plastik yang dibuang dan selanjutnyan ditampung bisa berkurang signifikan. Memang manusia tidak bisa terlepas sama sekali dari plastik, akan tetapi jika bisa mengurangi volume dan memanfaatkaanya kembali, tentu hal tersebut lebih baik.
ali, tentu hal tersebut lebih baik.
 
 

Misbakhul Munir S.Pd
Pendidik di SD Al Azhar Syifa Budi Solo

0 Response to "JUARA 2 SAMPAH PLASTIK INTERNASIONAL"

Post a Comment